Media sosial sudah jadi bagian dari hidup kita. Hampir semua orang sekarang punya akun, entah itu di Instagram, TikTok, X (dulu Twitter), atau YouTube. Tapi pertanyaannya apakah platform-platform ini benar-benar membuat kita lebih pintar, atau justru sebaliknya?
Sebagian orang bilang media sosial mempercepat arus informasi. Berita dari seluruh dunia bisa diakses dalam hitungan detik. Banyak juga akun edukasi yang berbagi konten bermanfaat, mulai dari tips belajar, sejarah, hingga perkembangan teknologi. Bahkan, diskusi publik sekarang sering dimulai dari unggahan di media sosial.
Namun di sisi lain, nggak sedikit juga yang merasa otaknya malah makin buntu karena media sosial. Algoritma lebih sering menampilkan konten hiburan ketimbang edukasi. Kita lebih sering scroll video lucu ketimbang baca informasi mendalam. Lalu, apa benar media sosial bisa bikin kita bodoh?
Media Sosial Bisa Mencerahkan, Kalau Digunakan dengan Benar

Sebenarnya, media sosial punya potensi besar buat meningkatkan pengetahuan. Banyak tokoh, pakar, dan lembaga resmi yang aktif berbagi informasi. Misalnya, dokter yang edukasi soal kesehatan, ahli sejarah yang berbagi kisah masa lalu, atau insinyur yang menjelaskan cara kerja teknologi.
Kita juga bisa belajar lewat diskusi di kolom komentar. Banyak yang saling berbagi pendapat, pengalaman, atau bahkan data tambahan. Ini bisa bikin wawasan kita berkembang kalau kita punya filter dan bisa membedakan mana opini, mana fakta.
Sayangnya, tidak semua orang menggunakan media sosial untuk tujuan belajar. Konten ringan dan hiburan sering lebih menarik perhatian. Akibatnya, media sosial yang awalnya bisa jadi alat belajar, malah berubah jadi tempat buang-buang waktu.
Ketergantungan pada Media Sosial Bisa Menurunkan Konsentrasi

Salah satu efek negatif paling sering dibahas adalah penurunan fokus. Banyak dari kita sekarang susah bertahan membaca teks panjang. Kita terbiasa dengan video pendek, tulisan singkat, dan notifikasi yang terus muncul.
Akibatnya, kemampuan berpikir mendalam bisa terpengaruh. Kita lebih suka konsumsi informasi cepat, padahal untuk memahami topik kompleks dibutuhkan waktu dan konsentrasi. Ini yang bikin sebagian orang merasa “media sosial bikin bodoh”.
Belum lagi kalau kita terus membandingkan diri dengan orang lain. Algoritma media sosial sering menampilkan sisi terbaik dari hidup seseorang. Ini bisa membuat kita merasa rendah diri, stres, bahkan kehilangan semangat belajar.
Banyak Informasi Palsu dan Clickbait
Selain soal fokus, masalah besar lain dari media sosial adalah banjirnya informasi palsu. Berita hoaks, teori konspirasi, dan clickbait bisa tersebar dengan sangat cepat. Bahkan, kadang akun yang menyebarkannya terlihat seperti akun terpercaya.
Jika kita tidak kritis dan mudah percaya, informasi yang salah bisa mengarah ke pemahaman yang juga salah. Contoh kecilnya banyak yang lebih percaya konten kesehatan dari influencer ketimbang dokter beneran. Padahal, informasi tersebut belum tentu benar dan bisa menyesatkan.
Masalahnya bukan cuma ada di platform, tapi juga di pengguna. Kita harus belajar jadi pembaca yang aktif dan cerdas. Jangan asal share, jangan langsung percaya, dan jangan cuma konsumsi informasi yang sesuai dengan pendapat pribadi kita saja.
Jadi, Media Sosial Membuat Kita Cerdas atau Bodoh?
Jawabannya tergantung dari bagaimana kita menggunakannya. Media sosial itu seperti pisau bisa digunakan untuk masak, tapi juga bisa melukai. Kalau digunakan secara bijak, kita bisa jadi lebih pintar, lebih sadar, dan lebih terbuka terhadap banyak hal.
Tapi kalau kita terlalu sering menggunakannya hanya untuk hiburan, tanpa batas, dan tanpa filter, maka bukan tidak mungkin kemampuan berpikir kita malah menurun. Kita jadi lebih reaktif, mudah terpengaruh, dan malas mencerna informasi secara mendalam.
Kesimpulannya, media sosial bukanlah penyebab utama kita jadi cerdas atau bodoh. Kitalah yang menentukan. Selama kita bijak dan kritis, media sosial bisa jadi sumber ilmu. Dan kalau kamu mau baca artikel-artikel informatif seperti ini, Sinte (Sajian Informasi Terpercaya) bisa jadi pilihan yang pas buat isi otak kamu, bukan sekadar isi waktu luang.
Baca artikel lainya di sinte.