Setiap tanggal 12 November, Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional. Nggak seperti Hari Ibu yang biasanya ramai dengan bunga dan puisi, Hari Ayah sering lewat begitu saja tanpa banyak perayaan. Padahal, dibalik sikapnya yang kadang dingin, bercanda seadanya, atau bahkan jarang berkata “sayang”, ayah adalah sosok yang punya peran luar biasa besar dalam kehidupan keluarga. Yuk, kita bahas bareng kenapa Hari Ayah penting banget buat kita rayakan, meskipun dengan cara sederhana.
Asal-Usul Hari Ayah di Indonesia
Mungkin kamu penasaran, kenapa Hari Ayah di Indonesia jatuh pada 12 November, bukan 19 Juni seperti di beberapa negara lain?
Ternyata, penetapan ini berawal dari Komunitas Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) di Solo, Jawa Tengah. Tahun 2006, komunitas ini mengadakan acara peringatan Hari Ibu, dan beberapa peserta bertanya, “Kalau Hari Ibu ada, kenapa nggak ada Hari Ayah?”.
Pertanyaan sederhana itu akhirnya mendorong mereka mencetuskan Hari Ayah Nasional sebagai bentuk apresiasi terhadap peran ayah dalam keluarga dan masyarakat. Pemerintah pun menyambut baik gagasan itu, dan sejak saat itulah 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah di Indonesia.
Sosok Ayah yang Sering Tak Tersorot
Kalau kita pikir-pikir, ayah itu memang unik. Ia jarang mengekspresikan kasih sayangnya lewat kata-kata, tapi justru lewat tindakan. Mulai dari bangun pagi-pagi buat kerja, memperbaiki atap bocor, atau memastikan isi dapur tetap aman walau tanggal tua. Semua itu bentuk cinta yang sering luput dari perhatian.
Banyak dari kita mungkin lebih sering curhat ke ibu karena terasa lebih hangat dan terbuka, tapi di balik layar, ayah tetap jadi benteng utama. Ia menanggung beban besar tanpa banyak bicara, dan kadang hanya diam sambil memikirkan bagaimana keluarga bisa terus hidup nyaman.
Makna Hari Ayah
Hari Ayah bukan cuma soal memberi ucapan “Selamat Hari Ayah” atau menghadiahi dasi dan kemeja baru. Hari ini sebenarnya jadi momen untuk merenung, seberapa sering kita benar-benar berterima kasih pada ayah?
Buat sebagian anak, hubungan dengan ayah mungkin terasa canggung. Tapi percayalah, di balik wajah tegas itu, ada cinta besar yang sering disembunyikan. Hari Ayah jadi waktu yang tepat buat menembus keheningan itu. Nggak perlu pidato panjang, cukup bilang, “Terima kasih, Yah.” Kadang itu saja sudah cukup bikin hati seorang ayah meleleh.
Peran Ayah di Zaman Sekarang
Dulu, ayah dikenal sebagai pencari nafkah utama, sementara ibu lebih banyak di rumah. Tapi sekarang, peran itu mulai berubah. Banyak ayah yang juga ikut terlibat dalam pengasuhan anak, mengganti popok, menidurkan bayi, bahkan ikut antar ke sekolah.
Konsep “ayah modern” ini bukan berarti kehilangan wibawa, justru menunjukkan bahwa peran ayah kini lebih hangat dan dekat dengan keluarga.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ayah yang aktif dalam pengasuhan punya dampak besar pada perkembangan anak. Anak-anak cenderung tumbuh lebih percaya diri, mudah bersosialisasi, dan punya kontrol emosi yang lebih baik. Jadi, keterlibatan ayah bukan cuma soal uang, tapi juga soal kehadiran.
Cara Sederhana Merayakan Hari Ayah

Nggak perlu pesta besar atau hadiah mahal untuk menunjukkan kasih sayang di Hari Ayah. Ada banyak cara kecil tapi bermakna, seperti:
- Ngobrol bareng sambil ngopi atau makan malam bareng di rumah.
- Buat surat atau pesan singkat yang tulus. Kadang kata sederhana seperti “terima kasih sudah berjuang” punya arti besar.
- Ajak jalan bareng, entah mancing, main catur, atau sekadar jalan sore.
- Atau cukup berterima kasih langsung, tanpa basa-basi. Ayah nggak butuh banyak kata, cukup tahu kalau anaknya menghargai usahanya.
Yang penting, di Hari Ayah ini, tunjukkan bahwa kita sadar dan menghargai perjuangan yang selama ini mungkin nggak banyak terlihat.
Untuk Sosok yang Diam Tapi Selalu Ada

Hari Ayah mengingatkan kita bahwa cinta nggak selalu ditunjukkan lewat kata-kata manis atau pelukan. Kadang cinta itu berupa langkah kaki yang berangkat pagi-pagi, atau tangan yang diam-diam memperbaiki sesuatu agar rumah tetap nyaman.
Buat semua ayah di luar sana, entah yang masih bersama keluarga atau sudah berpulang, terima kasih atas semua perjuangan, pengorbanan, dan cinta yang mungkin jarang diucapkan tapi selalu terasa.
Jadi, kalau hari ini kamu masih bisa menatap wajah ayahmu, jangan tunda lagi. Katakan sesuatu yang mungkin jarang kamu ucapkan. Karena di balik semua kesederhanaan itu, setiap ayah cuma ingin satu hal: melihat anaknya tumbuh bahagia. ❤️
