Kalau kamu pernah bangun tidur tapi badan ngerasa terkunci, nggak bisa gerak, napas seperti berat, bahkan kadang merasa ada “sesuatu” di sekitar, kemungkinan besar kamu sedang ngalamin sleep paralysis atau yang di Jawa sering di sebut rep-repan. Fenomena ini cukup umum, tapi karena sensasinya bikin panik, banyak orang mengaitkannya dengan hal-hal mistis. Padahal, kalau di bedah dari sisi sains, penjelasannya jauh dari dunia gaib.
Sleep paralysis terjadi ketika otak sudah terbangun, tapi tubuh masih berada di fase tidur yang di sebut REM (Rapid Eye Movement). Pada fase ini, otot tubuh kita memang sengaja “di matikan” sementara oleh sistem saraf supaya kita nggak ikut bergerak sesuai mimpi. Nah, kalau otak keburu sadar sebelum tubuh ikut “bangun”, di situlah rasa terkunci itu muncul. Efeknya, kita bisa membuka mata, sadar akan sekitar, tapi tubuh rasanya kayak di ikat.
Fenomena ini sebenarnya nggak berbahaya secara fisik, meski secara psikologis bisa bikin trauma tidur bagi sebagian orang. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa sleep paralysis di alami setidaknya sekali seumur hidup oleh 8–30% orang di dunia. Jadi, kamu nggak sendirian kalau pernah merasakannya.
Kenapa Sleep Paralysis Bisa Terjadi?

Penyebab pastinya masih di pelajari, tapi para ahli sepakat bahwa pola tidur yang berantakan adalah salah satu pemicunya. Begadang, kurang tidur, atau tidur dengan posisi tertentu (terutama telentang) bisa meningkatkan kemungkinan mengalami rep-repan. Faktor stres dan kecemasan juga punya peran penting, karena mempengaruhi kualitas tidur secara keseluruhan.
Selain itu, gangguan tidur seperti narcolepsy juga punya hubungan dengan sleep paralysis. Narcolepsy adalah kondisi di mana seseorang bisa tertidur secara tiba-tiba di siang hari, dan mereka yang mengalaminya lebih sering mengalami rep-repan di banding orang biasa. Kondisi kesehatan lain seperti sleep apnea juga di sebut berpotensi memicu fenomena ini.
Hal uniknya, saat sleep paralysis, otak bisa memproduksi halusinasi tidur atau hypnagogic/hypnopompic hallucinations. Inilah yang membuat orang merasa melihat sosok misterius, mendengar suara aneh, atau merasa ada tekanan di dada. Dari sisi ilmiah, itu adalah “mimpi yang bocor” ke dalam kesadaran kita, bukan interaksi dengan dunia gaib.
Apakah Sleep Paralysis Berbahaya?

Secara medis, sleep paralysis jarang di anggap berbahaya. Tidak ada bukti bahwa fenomena ini menyebabkan kerusakan organ atau kematian. Namun, kalau terjadi terlalu sering, ini bisa menjadi tanda ada masalah pada pola tidur atau kesehatan mental yang perlu di periksa.
Yang perlu di perhatikan adalah efek psikologisnya. Rasa panik dan takut saat rep-repan bisa membuat seseorang jadi takut tidur, yang pada akhirnya malah memperburuk siklus istirahat. Beberapa orang bahkan sampai mengubah posisi tidur atau menghindari tidur siang karena trauma akan mengalaminya lagi.
Jadi, meskipun fenomena ini aman secara fisik, tetap penting untuk menjaga kualitas tidur dan mengelola stres. Kalau kejadiannya berulang atau sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasi ke dokter atau spesialis tidur adalah langkah yang tepat.
Cara Mengurangi dan Mencegah Sleep Paralysis
Kunci utama untuk menghindari rep-repan adalah memperbaiki pola tidur. Pastikan kamu tidur cukup (7–9 jam per malam), dengan jadwal yang konsisten. Hindari begadang, terutama kalau keesokan harinya kamu punya aktivitas penting. Tubuh butuh ritme tidur yang teratur supaya fase REM berjalan normal.
Kurangi konsumsi kafein, alkohol, dan rokok menjelang tidur. Benda-benda ini bisa mengganggu kualitas tidur dan meningkatkan risiko sleep paralysis. Mengatur posisi tidur juga membantu, karena tidur telentang lebih sering di kaitkan dengan fenomena ini di banding miring.
Terakhir, kelola stres. Aktivitas seperti meditasi, olahraga ringan, atau sekadar membuat rutinitas santai sebelum tidur bisa menurunkan risiko rep-repan. Intinya, tubuh yang rileks akan lebih mudah masuk ke tidur yang sehat dan minim gangguan.
Kesimpulan
Sleep paralysis atau rep-repan adalah fenomena ketika otak terbangun sebelum tubuh, sehingga kita merasa terkunci dan sulit bergerak. Meskipun sensasinya sering di salah artikan sebagai kejadian mistis, sains memberikan penjelasan logis bahwa ini murni proses biologis.
Fenomena ini memang bisa bikin takut, apalagi kalau di sertai halusinasi. Tapi dari sisi medis, sleep paralysis jarang menimbulkan bahaya langsung. Tantangan terbesarnya adalah mengatasi rasa panik dan menjaga kualitas tidur agar tidak terulang.
Dengan pola tidur yang baik, pengelolaan stres, dan kesadaran bahwa fenomena ini normal, kita bisa menghadapinya tanpa rasa takut berlebihan. Jadi, lain kali kalau rep-repan datang, ingatlah: bukan makhluk halus yang datang, tapi tubuhmu yang belum sepenuhnya bangun.
Baca artikel lainya di sinte.