Kalau kamu main ke Pekalongan, jangan cuma cari batik. Kota ini juga punya kuliner khas yang nggak kalah menarik, sego megono. Makanan ini sering jadi andalan warga lokal karena rasanya mantap dan harganya super terjangkau.
Secara tampilan, sego megono memang terlihat sederhana. Nasi putih disajikan dengan topping nangka muda yang sudah dicacah halus, lalu dicampur kelapa parut dan bumbu khas yang menggugah selera. Begitu suapan pertama masuk ke mulut, kamu langsung tahu kenapa makanan ini bisa bertahan dari generasi ke generasi.
Biasanya, orang-orang menyantap sego megono bareng mendoan hangat atau ikan asin goreng. Kalau ditambah sambal ulek yang pedasnya nampol, rasanya makin nendang. Cuma dengan Rp5.000–Rp10.000 per porsi, kamu bisa makan kenyang tanpa bikin kantong jebol.
Filosofi sego Megono yang Punya Cerita

Nama “megono” berasal dari kata “meguna” yang artinya bermanfaat. Sejak dulu, masyarakat Pekalongan menyajikan megono dalam acara adat atau selametan sebagai wujud rasa syukur. Sekarang pun, megono masih hadir sebagai lauk andalan dalam kehidupan sehari-hari.
Orang-orang biasanya membuat megono dari nangka muda yang mereka cacah kecil-kecil. Lalu mereka mencampurkannya dengan kelapa parut berbumbu dan menambahkan daun jeruk agar aromanya lebih harum. Setelah itu, mereka mengukus atau menumisnya sebentar tergantung kebiasaan masing-masing keluarga. Karena itulah, rasa megono bisa berbeda-beda di setiap rumah.
Meski bahannya mudah dan murah, membuat megono tetap butuh ketelatenan. Mulai dari mencacah nangka, meracik bumbu, sampai proses mengukusnya, semuanya harus dilakukan dengan sabar. Mungkin karena itulah, rasa megono terasa lebih hangat dan otentik.
Banyak keluarga di Pekalongan juga menjadikan megono sebagai simbol kebersamaan. Mereka sering memasaknya bersama-sama saat kumpul keluarga atau momen Lebaran. Bagi mereka, megono bukan sekadar lauk, tapi juga pengikat cerita dan kehangatan di rumah.
Warung Sego Megono Favorit yang Bikin Nagih

Kalau kamu lagi jalan-jalan ke Pekalongan dan pengen makan enak tapi tetap sederhana, cobain Nasi Megono Bu Pongki. Letaknya nggak jauh dari Pasar Gede Kauman. Warung ini udah jadi langganan banyak orang sejak dulu, dan tiap pagi selalu rame pembeli.
Menu andalannya tentu sego megono hangat, disajiin bareng mendoan renyah dan sambal terasi pedas yang bikin nagih. Rasanya khas, porsinya pas, dan harganya bersahabat.
Kalau lebih suka makan malam, kamu bisa nemuin penjual megono kaki lima di sekitar Alun-Alun Pekalongan dan Jalan Hayam Wuruk. Ada juga versi kekinian yang disajikan di hotplate. Tapi tetap aja, megono klasik bungkus daun pisang masih paling juara. Apalagi dimakan rame-rame bareng temen. Mantap!
Sego Megono Nggak Pernah Ketinggalan Zaman
Sego megono jadi bukti bahwa makanan tradisional masih punya tempat di tengah tren kuliner modern. Banyak orang mulai balik ke makanan sehat dan alami, dan megono cocok banget karena minim minyak dan tanpa pengawet.
Kelebihan megono lainnya, dia fleksibel banget. Megono enaknya nggak kenal waktu. Mau dimakan pagi buat sarapan, siang buat ganjel lapar, atau malam sebelum tidur, rasanya tetap bikin nagih. Banyak orang bawa megono buat bekal kerja atau piknik karena praktis dan tahan lama. Walaupun udah dingin, rasanya tetap lezat, apalagi kalau dipanasin sebentar, makin wangi!
Anak-anak muda sekarang juga mulai jeli ngelihat peluang dari megono. Ada yang bikin versi beku biar tahan lama di kulkas, ada juga yang jual megono dalam kemasan lucu yang gampang dibawa ke mana-mana. Semuanya tetap ngandelin rasa khas yang bikin orang langsung ingat rumah. Anak muda pun mulai melihat megono sebagai potensi bisnis kuliner lokal yang bisa bersaing.
Sepiring Megono, Segudang Cerita
Sego megono bukan cuma soal perut kenyang. Di balik setiap suapan, ada cerita tentang tradisi, keluarga, dan kehangatan masa kecil. Makanan ini ngajarin kita bahwa kelezatan itu nggak harus ribet atau mahal. Cukup bahan sederhana, niat yang tulus, dan resep turun-temurun, hasilnya bisa luar biasa.
Kalau kamu lagi di Pekalongan atau lewat jalur pantura, sempatkan buat mampir dan coba sego megono. Rasanya otentik, harganya bersahabat, dan suasananya penuh kehangatan. Ini bukan cuma makan, tapi juga pengalaman kuliner yang bakal kamu inget terus.
Jadi, jangan cuma beli oleh-oleh batik ya. Bawa juga cerita tentang sego megono ke teman-teman kamu. Karena makanan seenak ini, sayang banget kalau cuma dinikmati sendiri, kaya sinte yang harusnya disebarin biar kalian punya pengetahuan atau berita yang baru.