Kenapa Kita Lebih Cepat Marah Saat Lapar atau Ngantuk

Pernah nggak tiba-tiba gampang kesal saat perut keroncongan atau mata mulai berat karena ngantuk? Biasanya kita nggak segitunya, tapi anehnya saat tubuh memberi sinyal lapar atau lelah, mood bisa langsung drop. Hampir semua orang ngalamin hal ini, dan ternyata ada alasan ilmiahnya. Tubuh kita punya semacam “alarm emosional” yang bilang, “Hei, aku butuh perhatian!” sebelum kita meledak emosi.

Bukan cuma sekadar perasaan, tubuh kita benar-benar bekerja dengan cara unik. Saat lapar, hormon dan kadar gula darah ikut turun-naik, sementara kurang tidur bikin bagian otak yang mengatur emosi nggak optimal. Jadi, marah saat lapar atau ngantuk itu wajar, dan bukan berarti kita nggak sabar atau egois.

Yang menarik, fenomena ini bisa dijadikan pengingat supaya kita lebih peduli sama tubuh sendiri. Dengan memahami alasan fisiologisnya, kita bisa lebih sabar pada diri sendiri dan orang lain. Jadi, nggak ada salahnya berhenti sejenak, makan atau istirahat, sebelum mood meledak.

Lapar Bikin Sabar Tipis

Lapar

Saat perut kosong, kadar gula darah menurun. Otak kita butuh glukosa sebagai bahan bakar utama supaya bisa berpikir jernih dan menahan emosi. Kalau glukosa berkurang, kemampuan mengontrol mood juga menurun. Makanya, hal sepele aja bisa bikin kita kesal atau cepat tersinggung saat lapar. Pernah nggak, kamu ngamuk gara-gara makanan favorit habis duluan atau jam makan telat? Itu wajar banget.

Selain itu, hormon ghrelin yang meningkat saat lapar nggak cuma bikin kita lapar, tapi juga bisa bikin lebih reaktif atau agresif. Intinya, lapar bikin mood lebih gampang meledak. Jadi jangan heran kalau orang di sekitar kita tiba-tiba tampak “sensitif” saat perut mereka kosong.

READ  Cara Berhenti Merokok, Bisa Nggak Sih?

Yang penting, jangan menyepelekan sinyal lapar. Menunda makan terus-terusan bisa bikin tubuh stres, emosi nggak stabil, dan bahkan berdampak buruk buat kesehatan jangka panjang. Camilan sehat bisa jadi penyelamat mood sebelum makan utama tiba.

Ngantuk Bikin Otak “Offline”

Ngantuk

Kurang tidur bikin bagian otak yang mengatur emosi, prefrontal cortex, nggak bekerja optimal. Sementara amygdala, bagian otak yang memicu reaksi emosional, malah jadi lebih aktif. Akibatnya, hal kecil bisa bikin kita meledak emosi. Pernah nggak merasa kesal karena hal sepele padahal awalnya santai aja? Nah, itu efek kurang tidur.

Selain itu, hormon stres seperti kortisol meningkat saat kita kurang tidur. Kombinasi otak “offline” dan hormon stres bikin kita gampang kesal, nggak sabaran, dan gampang marah. Jadi kalau merasa gampang ngamuk saat ngantuk, jangan terlalu keras sama diri sendiri. Tubuh cuma minta istirahat.

Kurang tidur juga bikin energi menurun. Mood yang nggak stabil ditambah kelelahan fisik bikin kita lebih rentan tersulut emosi. Maka dari itu, tidur cukup bukan cuma penting buat badan, tapi juga buat stabilitas emosi dan hubungan sama orang sekitar.

Cara Menjaga Mood Saat Lapar atau Ngantuk

Dengarkan sinyal tubuh. Kalau lapar, jangan ditahan. Makan camilan sehat seperti buah, kacang, atau yogurt bisa bantu menstabilkan mood. Hindari gula berlebih karena energi naik turun bisa bikin kesal lagi.

Kalau ngantuk, jangan paksain diri terus-terusan. Istirahat sebentar atau tidur siang singkat bisa bikin mood lebih stabil. Peregangan ringan atau tarik napas dalam beberapa menit juga membantu otak lebih segar dan emosi terkendali.

Selain itu, sediakan “emergency snack” di tas atau meja kerja supaya nggak kelaparan mendadak. Pastikan tidur cukup tiap malam, karena tidur berkualitas bikin kita lebih sabar dan nggak gampang marah. Kombinasi ini bikin tubuh dan pikiran lebih siap menghadapi hari.

READ  Apakah Semua Orang Harus Punya Tujuan Hidup yang Jelas?

Kesimpulan

Marah saat lapar atau ngantuk itu wajar dan ada alasannya. Tubuh memberi sinyal supaya kita peduli sama kebutuhan dasarnya: energi dan istirahat. Kalau dipenuhi, mood lebih stabil, sabar lebih panjang, dan pikiran lebih jernih.

Singkatnya, perut kenyang dan mata segar = hari lebih nyaman dan produktif. Jangan ragu “isi ulang” tubuh sebelum ledakan emosi datang. Dengan begitu, nggak cuma diri sendiri yang lebih tenang, tapi interaksi sama orang lain juga lebih menyenangkan.

Baca artikel lainya di sinte.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *