Kalau bicara soal burung langka di Indonesia, nama Jalak Bali pasti masuk daftar utama. Burung ini punya pesona yang nggak bisa di pungkiri bulu putih bersih, mata biru mencolok, dan suara kicauan yang khas. Sayangnya, keindahan itu juga jadi alasan kenapa Burung ini pernah nyaris punah. Sekarang, dia bukan cuma sekadar burung, tapi juga simbol perjuangan konservasi di tanah Bali.
Penampilan yang Elegan

Jalak Bali punya nama ilmiah Leucopsar rothschildi. Tubuhnya didominasi bulu putih, kecuali ujung sayap dan ekor yang berwarna hitam. Mata birunya yang menyala bikin penampilannya kelihatan elegan sekaligus eksotis. Berat tubuhnya sekitar 90–100 gram dengan panjang 25 cm, jadi ukurannya pas di genggaman tangan manusia.
Yang menarik, jantan dan betina Jalak Bali punya penampilan hampir sama, jadi agak susah di bedakan. Perbedaannya biasanya terlihat dari perilaku, terutama saat musim kawin.
Habitat Asli Burung Jalak Bali
Seperti namanya, Jalak Bali hanya ditemukan di Pulau Bali, tepatnya di bagian barat, di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Burung ini lebih suka tinggal di hutan savana, semak belukar, dan dekat sumber air. Habitat alaminya sebenarnya nggak terlalu luas, makanya sejak dulu populasinya memang terbatas.
Karena penyebarannya sempit banget, perubahan sekecil apa pun di lingkungan bisa langsung berpengaruh besar pada jumlah mereka. Itulah kenapa Jalak Bali termasuk salah satu burung dengan status konservasi paling kritis di Indonesia.
Populasi yang Sempat Terjun Bebas
Cerita tentang Jalak Bali juga penuh drama. Tahun 1960-an, populasinya masih ribuan. Tapi karena perburuan liar dan perdagangan gelap, jumlahnya drop drastis. Bahkan sempat ada masa di mana burung ini tinggal puluhan ekor saja di alam liar.
Burung ini jadi incaran kolektor karena kecantikannya dan harganya yang bisa melambung tinggi di pasar gelap. Kondisi ini bikin Jalak Bali masuk daftar merah IUCN sebagai spesies critically endangered.
Usaha Konservasi yang Serius
Untungnya, berbagai pihak mulai sadar akan pentingnya menyelamatkan Jalak Bali. Pemerintah bersama LSM dan komunitas pecinta burung gencar melakukan program konservasi. Salah satunya adalah penangkaran, di mana Jalak Bali di kembangbiakkan di lingkungan aman sebelum di lepasliarkan kembali ke alam.
Taman Nasional Bali Barat jadi pusat upaya pelepasliaran. Selain itu, beberapa lembaga juga bekerja sama dengan kebun binatang atau pusat konservasi di luar Bali untuk memperkuat populasi. Berkat usaha ini, jumlah Jalak Bali mulai merangkak naik, meski masih jauh dari kata aman.
Simbol Budaya dan Identitas Bali
Menariknya, Jalak Bali nggak cuma punya nilai biologis, tapi juga nilai budaya. Burung ini ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Bali. Keindahannya di anggap mencerminkan kesucian, kemurnian, dan keindahan Pulau Dewata itu sendiri.
Banyak seniman lokal yang menjadikan Jalak Bali sebagai inspirasi karya, mulai dari lukisan, tarian, sampai ukiran. Jadi, menjaga burung ini bukan cuma soal ekologi, tapi juga menjaga simbol budaya masyarakat Bali.
Tantangan yang Masih Mengintai

Walau sudah ada keberhasilan konservasi, ancaman terhadap Jalak Bali tetap ada. Perburuan liar masih sesekali terjadi, ditambah degradasi habitat karena pembangunan dan aktivitas manusia. Masalah lain adalah kawin silang dengan burung jenis lain, yang bisa merusak kemurnian genetik Jalak Bali.
Masyarakat lokal kini diajak ikut serta menjaga burung ini. Beberapa desa di sekitar habitat alami diberdayakan untuk mengembangkan ekowisata. Dengan begitu, mereka bisa mendapat manfaat ekonomi tanpa harus merusak lingkungan atau memburu burungnya.
Harapan ke Depan
Melihat semua upaya yang sudah berjalan, ada secercah harapan buat Jalak Bali. Burung putih cantik ini punya kesempatan untuk kembali memenuhi langit Bali, asalkan upaya konservasi terus dijalankan dengan konsisten.
Kalau Jalak Bali punah, kita nggak cuma kehilangan satu spesies burung, tapi juga kehilangan ikon Pulau Bali yang sudah mendunia. Jadi, tanggung jawab menjaga mereka bukan cuma milik orang Bali, tapi juga kita semua sebagai warga Indonesia.
Kesimpulanya
Jalak Bali adalah bukti nyata bahwa keindahan bisa jadi pedang bermata dua. Di satu sisi, kecantikannya bikin orang kagum. Tapi di sisi lain, justru itu yang membuatnya jadi incaran. Untungnya, dengan kesadaran bersama, burung ini masih bisa kita selamatkan.
Jadi, kalau suatu saat kamu ke Bali dan melihat Jalak Bali terbang bebas di alam liar, ingatlah bahwa itu hasil dari perjuangan panjang. Burung kecil putih ini mengajarkan kita satu hal penting: keindahan sejati hanya akan bertahan kalau kita mau menjaganya.
