Kenapa Ada Orang yang Nggak Bisa Mahamin Kata-Kata sinte.my.id

Pernah nggak sih kamu ngomong panjang lebar ke seseorang, tapi responnya malah bikin kamu mikir, “Lah, kok jadi salah paham?” Padahal niatnya udah baik, cara ngomongnya juga udah hati-hati. Tapi tetap aja, yang ditangkap orang itu beda. 

Kadang malah kebalikannya. Nah, ini sering banget kejadian,  dan bikin frustasi. Lalu, kenapa ya ada orang yang nggak bisa mahamin kata-kata? Apakah karena mereka nggak mendengarkan, atau karena ada hal lain yang lebih dalam dari sekadar “nggak ngerti”?

Bukan Nggak Dengar, Tapi Nggak Ngerasa

Masalah memahami kata-kata sebenarnya jarang cuma soal telinga. Banyak orang bisa mendengar, tapi nggak benar-benar mendengarkan. Bedanya besar. Kalau mendengar cuma soal masuknya suara ke telinga, tapi mendengarkan butuh hati dan fokus. Kadang orang udah sibuk duluan mikirin balasan, bukan maknanya.


Ada juga yang “nggak bisa peka.” Mereka terlalu fokus sama diri sendiri, sampai nggak sadar kalau kata-kata orang lain bisa mengandung emosi, makna, bahkan permintaan halus. Misalnya saat seseorang bilang, “Aku capek,” belum tentu maksudnya cuma lelah fisik, bisa jadi dia pengen di dengar, pengen di mengerti, atau sekadar butuh di temani. Tapi orang yang nggak peka akan menjawab simpel, “Ya udah, istirahat aja.”

Faktor Emosi dan Ego

Emosi dan ego

Sering kali, yang bikin seseorang nggak bisa memahami kata-kata adalah ego dan emosi yang belum terkelola. Saat seseorang lagi marah, tersinggung, atau defensif, otaknya otomatis aktif di bagian yang melindungi diri,  bukan bagian yang mencerna makna. Jadi, meskipun kata-katamu lembut, yang dia tangkap bisa aja terasa seperti serangan.


Contohnya, kamu bilang, “Kayaknya kamu akhir-akhir ini sering lupa ya?” Tapi buat orang yang sedang sensitif, kalimat itu bisa di tangkap sebagai “Kamu nggak becus.” Padahal maksudmu cuma pengingat kecil.

READ  Me Time Obat Sunyi untuk Pikiran yang Lelah


Orang yang masih di kuasai egonya juga susah buat memahami makna dalam kata-kata orang lain. Karena dalam pikirannya, dia lebih fokus membenarkan diri, bukan memahami. Ego selalu pengen menang, dan untuk menang, dia nggak perlu mendengarkan.

Latar Belakang dan Pola Pikir yang Berbeda

Setiap orang tumbuh di lingkungan yang beda, dan itu sangat mempengaruhi cara mereka memaknai kata.
Misalnya, kata “bebas.” Buat sebagian orang, bebas berarti lepas dari aturan. Tapi buat yang lain, bebas artinya bisa jadi diri sendiri tanpa takut di hakimi. Jadi ketika dua orang ngobrol pakai kata yang sama, belum tentu mereka lagi ngomongin hal yang sama.
Perbedaan ini juga bisa muncul karena pola pikir. Orang yang terbiasa berpikir logis bisa saja kesulitan memahami bahasa yang terlalu emosional, dan sebaliknya, orang yang sensitif bisa merasa “di serang” oleh cara bicara yang terlalu langsung.

Luka Batin yang Belum Sembuh

Luka batin

Ada satu hal yang jarang di bahas, tapi penting, tidak semua orang bisa memahami kata-kata karena mereka masih terluka. Orang yang pernah sering di salahpahami, diremehkan, atau bahkan di bentak waktu kecil, cenderung membangun dinding pertahanan. 

Mereka jadi cepat curiga terhadap ucapan orang lain. Bahkan kata-kata yang netral bisa terasa menyinggung. Bukan karena kamu salah ngomong, tapi karena mereka menafsirkan ucapanmu lewat kacamata luka lamanya. 

Mereka nggak salah,  cuma belum sembuh. Dan luka seperti itu nggak bisa disembuhkan dengan logika, tapi dengan empati dan kesabaran.

Komunikasi Itu Nggak Sekadar Kata

Kadang kita lupa, kata-kata itu cuma “wadah.” Yang bikin pesan nyampe bukan sekadar bunyinya, tapi niat dan rasa di baliknya. Kalau kata lahir tanpa rasa, ia akan terdengar datar. Tapi kalau diucapkan dari hati, bahkan kalimat sederhana bisa hangat banget rasanya.
Sayangnya, nggak semua orang terbiasa berkomunikasi dengan rasa. Banyak yang lebih nyaman pakai logika atau sindiran, karena takut dianggap lemah kalau ngomong jujur. Akhirnya, pesan hati jadi nyangkut di antara kata-kata yang dingin dan ambigu.

READ  Apa Itu Sinte, dan Kenapa Banyak yang Tertarik?

Kenapa Kita Juga Kadang Susah Dipahami

Lucunya, semua orang pernah berada di posisi ini,  bukan cuma sebagai korban, tapi juga pelaku. Kadang kita juga ngomong tanpa mikirin cara biar orang lain ngerti. Kita cuma pengen didengar, tapi lupa menyesuaikan bahasa dengan siapa yang diajak bicara.


Jadi sebelum bilang, “Dia tuh nggak ngerti-ngerti!” coba tanya ke diri sendiri, “Udah aku sampaikan dengan cara yang bisa dipahami belum?” Karena komunikasi yang berhasil bukan soal siapa yang paling pintar ngomong, tapi siapa yang paling sabar buat saling ngerti.

Kesimpulanya Kadang Yang Nggak Paham Itu Bukan Karena Bodoh

Orang yang nggak bisa memahami kata-kata bukan berarti nggak punya otak, tapi mungkin lagi kelelahan, lagi penuh emosi, atau nggak terbiasa membuka hati. Dan mungkin juga, mereka cuma butuh seseorang yang mau bicara pelan-pelan, dengan niat yang tulus, bukan penghakiman.


Jadi, kalau kamu nemuin orang yang susah banget diajak nyambung, jangan langsung kesel. Bisa jadi, dia cuma belum nemu orang yang mau bicara pakai rasa. Karena pada akhirnya, kata-kata itu cuma jembatan dan jembatan baru berguna kalau dua sisi sama-sama mau nyebrang. 

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *